Jakarta – Penjualan panik Bitcoin telah menyebabkan kerugian besar bagi para investor baru, dengan total kerugian mencapai lebih dari USD 100 juta atau kurang lebih Rp 1,64 triliun (estimasi kurs Rp 16.400 per USD) sejak Februari kemarin.
Berdasarkan riset terbaru dari platform analitik on-chain CryptoQuant, spekulator Bitcoin mengalami tingkat kapitulasi yang signifikan, terutama di kalangan pemegang jangka pendek (STH).
Dikutip dari laman Cointelegraph, Minggu (14/3/2025), investor kripto yang memegang Bitcoin antara satu hingga tiga bulan menjadi kelompok yang paling merasakan dampak dari penurunan harga yang tajam di pasar bull. Banyak dari mereka yang membeli di harga tinggi kini menjual aset mereka dalam kondisi rugi.
CryptoQuant melaporkan bahwa sebagian besar dari kelompok pemegang jangka pendek ini mengalami penurunan nilai Bitcoin yang mereka miliki.
Kapitalisasi pasar (market capitalization/MC) dari kepemilikan mereka kini lebih rendah dibandingkan kapitalisasi yang direalisasikan (realized capitalization/RC), yang menunjukkan bahwa mereka telah merealisasikan kerugian besar.
Kapitalisasi pasar dari kepemilikan mereka sekarang lebih rendah daripada kapitalisasi yang direalisasikan, menandakan bahwa pemegang ini mengunci kerugian yang direalisasikan, tulis analis Onchained dalam laporan yang dirilis pada 13 Maret.
Data juga menunjukkan bahwa skor laba/rugi bersih yang belum direalisasikan (Net Unrealized Profit/Loss – NUPL) kelompok ini saat ini berada di angka -0,19. Ini menunjukkan bahwa lebih banyak koin disimpan dalam kondisi di bawah harga dibandingkan dengan waktu lain dalam satu tahun terakhir.