Jakarta Harga Bitcoin masih mengalami koreksi dan diperdagangkan di kisaran USD 93.000 atau setara Rp 1,51 miliar (asumsi kurs Rp 16.285 per dolar AS). Penurunan ini menyusul laporan pekerjaan AS yang kuat yang memperkuat dolar AS.
Direktur penelitian Grayscale Zach Pandl menjelaskan pergerakan harga Bitcoin baru-baru ini terutama dipengaruhi oleh penguatan dolar, yang telah didukung oleh sikap agresif Federal Reserve dan kekhawatiran tarif yang sedang berlangsung.
Laporan pekerjaan tersebut meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Fed akan tertunda, sehingga mendukung dolar dan menambah tekanan turun sementara pada harga Bitcoin.
Indeks Dolar AS (DXY) naik sebesar 0,5 persen dalam perdagangan pagi, sementara data pasar dari CME FedWatch menunjukkan peluang pemotongan suku bunga pada bulan Januari kurang dari 3 persen.
Pelantikan Donald Trump Memiciu Pergerakan Positif
Meskipun ada tantangan ekonomi makro, Grayscale mempertahankan prospek bullish secara struktural untuk Bitcoin. Pandl yakin meskipun kemunduran saat ini mungkin menahan Bitcoin untuk sementara, pelantikan presiden AS mendatang dapat memicu pergerakan positif di pasar.
“Dengan pelantikan Donald Trump pada 20 Januari, industri kripto dapat segera memperoleh manfaat dari kebijakan regulasi yang lebih menguntungkan,” kata Pandl dikutip dari Coinmarketcap, Selasa (14/1/2025).