Jakarta – Wakil Presiden Kamala Harris sedang memperbaiki pendekatannya terhadap kebijakan kripto di Amerika Serikat (AS). Data jajak pendapat baru menunjukkan ini bisa berdampak signifikan pada hasil Pemilu Presiden AS pada 2024.
Jajak pendapat nasional dan di negara bagian penting yang dilakukan oleh HarrisX dan diterbitkan oleh Consensys, pengembang perangkat lunak di balik dompet MetaMask dan dipimpin oleh Joseph Lubin, menunjukkan jalur kemenangan Harris pada November akan lebih terbuka jika pemilih kripto diperhatikan dan tidak diabaikan. Demikian disampaikan Bill Hughes, anggota Blockchain Association dalam tulisannya di Cointelegraph yang dikutip Kamis, 3 Oktober 2024.
Inti dari jajak pendapat HarrisX ini cukup sederhana. Jika kandidat Anda serius untuk menang, dia harus mendukung kripto. Sebanyak 49% responden nasional menggambarkan dukungan kandidat terhadap kebijakan pro-kripto sebagai sangat atau cukup penting bagi mereka.Â
Dikutip melalui cointelegraph, ditulis Kamis (3/10/2024), satu dari dua pemilih Demokrat mengatakan hal yang sama, begitu pula separuh pemilih Partai Republik. Angka ini meningkat menjadi 85% jika melihat pemilik kripto (yang merupakan 19% dari populasi AS) dan 81% untuk mereka yang kemungkinan besar akan berinvestasi di crypto dalam 12 bulan ke depan (34% dari populasi AS). Ini adalah isu kebijakan yang sangat penting bagi para pemilih.
Hanya calon Partai Republik, Donald Trump, yang sejauh ini memanfaatkan tren ini. Sementara Trump dengan tegas mendukung Bitcoin dan komunitas kripto secara umum di AS, Harris cenderung diam.
Para pengamat politik memahami kripto — tidak hanya topiknya tetapi istilah itu sendiri — adalah hal yang sensitif bagi kampanyenya (menyentuhnya bisa berbahaya). Ini tidak mengejutkan mengingat beberapa basis politiknya adalah penentang kripto yang kuat.