Jakarta Salah satu pendiri Solana, Anatoly Yakovenko mengungkapkan tidak mendukug kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait pengadaan cadangan kripto.
Mengutip Cryptonews, Sabtu (8/3/2025) Yakovenko menilai penyimpanan cadangan kripto bertentangan dengan desentralisasi karena menempatkannya di tangan pemerintah.
Dalam unggahan terbarunya, Yakovenko mengklarifikasi pendiriannya mengenai rencana Donald Trump untuk membuat cadangan kripto nasional yang akan mencakup token-token utama seperti Bitcoin, Ethereum, XRP, Cardano, dan juga Solana.
Ia juga mengonfirmasi bahwa ia tidak ditanya apakah SOL akan dimasukkan dalam jajaran cadangan kripto.
“Tidak ada cadangan, karena jika Anda ingin desentralisasi gagal, Anda akan menyerahkannya kepada pemerintah,” ujar Yakovenko.
Menurut pendiri Solana itu, jika benar-benar harus ada cadangan kripto, maka cadangan tersebut harus dibuat berdasarkan persyaratan yang dapat diukur secara objektif agar adil dan terdesentralisasi bagi semua pihak yang terlibat.
Menurut Bitcoin Reserve Monitor, setidaknya ada 26 negara bagian AS yang telah memperkenalkan RUU cadangan strategis Bitcoin.
Yakovenko sendiri belum mengonfirmasi kehadirannya di KTT Kripto Gedung Putih yang akan diadakan pada Jumat (7/3). Sementara itu, sejumlah tokoh kripto lainnya seperti Ketua Strategi Michael Saylor, CEO Kraken Arjun Sethi, CEO Ripple Brad Garlinghouse, dan CEO Coinbase Brian Armstrong telah mengonfirmasi kehadiran mereka di pertemuan puncak perdana yang mempertemukan pengusaha kripto itu.
Sebelumnya, jurnalis kripto Laura Shin melaporkan bahwa Garlinghouse sempat mendesak Trump untuk memasukkan Solana dalam cadangan kripto untuk membuat penyertaan XRP dalam cadangan tampak lebih sah.
Ketika dikonfirmasi kebenaran dari kabar tersebut, Yakovenko mengatakan bahwa dia tidak ditanya tentang keterlibatan Solana ke dalam cadangan kripto nasional Trump dan dia juga tidak menjadi pihak yang mengusulkannya.