Jakarta – MicroStrategy (MSTR) melaporkan kerugian bersih kuartal kedua sebesar USD 102,6 juta atau setara Rp 1,6 triliun (asumsi kurs Rp 16.290 per dolar AS). Kerugian tersebut terjadi karena perusahaan mengambil biaya penurunan nilai atas kepemilikan bitcoin sebesar USD 180,1 juta dibandingkan USD 24,1 juta pada kuartal kedua tahun lalu.
Dipimpin oleh Ketua Eksekutif Michael Saylor, perusahaan tersebut mengungkapkan kepemilikan bitcoin pada 31 Juli sebesar 226.500 token, naik beberapa koin sejak pengumuman pembelian terakhir pada pertengahan Juni.Â
Semua bitcoin tersebut diperoleh seharga USD 8,3 miliar atau rata-rata USD 36.821 per token. Pada harga bitcoin saat ini sebesar USD 63.500, aset tersebut bernilai sekitar USD 14,4 miliar.
CEO MicroStrategy, Phong Le mengatakan dari sisi adopsi, MicroStrategy sangat optimis dengan pemahaman yang lebih baik tentang bitcoin.
“Dukungan yang semakin besar untuk ekosistem dari politisi dan lembaga bipartisan yang ditampilkan di Konferensi Bitcoin 2024 di Nashville, kata Le dalam rilis pendapatan, dikutip dari Yahoo Finance Jumat (2/8/2024).Â
Biaya penurunan nilai mencerminkan kerugian atau keuntungan dari kepemilikan bitcoin perusahaan dibandingkan dengan harga pembeliannya. Sementara pedoman akuntansi baru memungkinkan perusahaan untuk menandai kepemilikan aset digital mereka, perusahaan belum diwajibkan untuk melakukannya.
Dalam operasi pemeriksaan, perusahaan membukukan pendapatan sebesar USD 111,4 juta dibandingkan dengan estimasi analis sebesar USD 122 juta, menurut FactSet.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.