Jakarta – Survei Consensys mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia terhadap aset kripto naik Saat ini Indonesia sejajar dengan Korea Selatan sebagai negara dengan tingkat kesadaran kripto tertinggi kedua di Asia, setelah Turki.
Namun ternyata, peningkatan kesadaran ini tidak diiringi dengan peningkatan pemahaman yang signifikan. Sebanyak 63% responden mengaku masih kesulitan memahami konsep dasar kripto dan teknologi blockchain yang mendasarinya.
Temuan ini menjadi sorotan bagi pelaku industri kripto, termasuk Tokocrypto, yang melihat potensi besar dalam pasar Indonesia namun dihadapkan pada tantangan edukasi.
VP PR & Marketing Tokocrypto, Rieka Handayani, menekankan pentingnya edukasi dalam mendorong adopsi kripto di Indonesia.
Meskipun minat masyarakat terhadap kripto semakin besar, rendahnya tingkat pemahaman menjadi hambatan utama, ujar Rieka dalam keterangan tertulis, Kamis (12/12/2024).
Ia menambahkan bahwa generasi muda, khususnya yang berusia 18 hingga 35 tahun, merupakan kelompok yang paling aktif dalam transaksi kripto.
Pendidikan memang menjadi fondasi yang kokoh dalam investasi kripto. Sifat pasar yang volatil dan kompleks menuntut pemahaman mendalam tentang teknologi blockchain, analisis pasar, dan berbagai aspek teknis lainnya. Namun, edukasi semata tidaklah cukup.
Pengalaman, baik dari keberhasilan maupun kegagalan, juga berperan penting dalam membentuk seorang investor yang cerdas. Pengalaman mengajarkan kita untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan mengidentifikasi peluang serta risiko yang tersembunyi, jelas Rieka.