Jakarta – Pasar kripto mengalami koreksi pada pekan ini setelah euforia all-time high (ATH) Bitcoin (BTC) melampaui USD 108.000 pada 17 Desember 2024.
Analis menuturkan, komentar hawkish Ketua Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell, yang memperingatkan risiko inflasi dan hanya mengindikasikan dua pemangkasan suku bunga pada 2025, menjadi pemicu utama penurunan ini.
Pasar kripto secara keseluruhan kehilangan sekitar USD 200 miliar hanya dalam dua hari terakhir, sehingga kapitalisasi pasar total turun ke angka USD 3,24 triliun. Dengan koreksi ini, semua keuntungan yang diperoleh sepanjang bulan Desember hilang begitu saja, membawa nilai pasar kembali ke level akhir November.
Bitcoin Terkoreksi ke USD 94.000: Apa Selanjutnya?
Pada sesi perdagangan Selasa, 24 Desember 2024 pukul 08.00 WIB, harga Bitcoin tercatat berada di level USD 94.550. Secara keseluruhan, BTC telah terkoreksi hampir 13% dari ATH-nya di $108,356.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, setelah aksi profit taking dan likuidasi besar-besaran, ditambah pernyataan hawkish dari The Fed pekan lalu yang memperkuat dolar AS, Bitcoin menghadapi tekanan dalam beberapa hari terakhir.
“Namun, jika BTC mampu bertahan di level support USD 91.000 dan USD 85.000, peluang untuk kembali menguji resistance di atas USD 100.000 masih terbuka,” ujar Panji seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (25/12/2024).
Koreksi Didukung Faktor Profit-Taking dan Sinyal Hawkish The Fed
Salah satu faktor yang memperparah penurunan ini adalah aksi ambil untung (profit-taking) pasca pencapaian ATH. Selain itu, keputusan Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu, sekaligus mengisyaratkan perlambatan pemangkasan di masa depan, memicu ketidakpastian.