Jakarta – Mantan CEO Bitmex, Arthur Hayes membagikan analisis terkait dampak meningkatnya ketegangan di Timur Tengah terhadap Bitcoin dan pasar kripto yang lebih luas.
Ia memperingatkan bahwa konflik di Timur Tengah yang semakin intensif, terutama jika mengganggu infrastruktur minyak atau menyebabkan perang yang lebih luas, dapat memengaruhi pasar global secara signifikan.
Konflik Timur Tengah yang semakin intensif tidak akan menghancurkan infrastruktur fisik penting yang mendukung kripto, ungkap Hayes, dikutip dari News.bitcoin.com, Sabtu (19/10/2024).
Ratusan miliar atau triliunan dolar yang baru dicetak akan memberi energi kembali pada pasar Bitcoin yang sedang naik daun, bebernya.
Bitcoin adalah energi yang disimpan dalam bentuk digital. Oleh karena itu, jika harga energi naik, Bitcoin akan lebih bernilai dalam bentuk mata uang fiat, jelasnya.
Hayes menguraikan risiko dengan fokus pada tiga area utama, yaitu kerusakan fisik, kenaikan harga energi, dan kebijakan moneter. Ia berpendapat bahwa meskipun penambangan Bitcoin mungkin terganggu di wilayah seperti Iran, hal ini akan berdampak minimal dalam jangka panjang pada jaringan.
Masalah sebenarnya, menurut Hayes, adalah bagaimana kenaikan biaya energi dapat memengaruhi pasar.
Kita tahu bahwa perang bersifat inflasi. Kami memahami bahwa pemerintah AS harus meminjam uang untuk menjual senjata ke Israel. Kami tahu bahwa The Fed dan sistem perbankan komersial AS akan membeli utang ini dengan mencetak uang dan meningkatkan neraca mereka. Oleh karena itu, kami tahu bahwa Bitcoin akan meningkat pesat dalam mata uang fiat seiring meningkatnya perang, papar mantan eksekutif Bitmex tersebut.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.