Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap Meksiko, 25 persen terhadap Kanada, dan 10 persen terhadap China.
Dikutip dari bitcoin.com, Senin (3/2/2025), seorang mantan peneliti di Binance China mengatakan, kenaikan tarif yang tajam terhadap tiga mitra dagang terbesar AS ini akan menjadi risiko makroekonomi terbesar di 2025,
Dalam opini yang baru-baru ini diterbitkan, yang hanya diidentifikasi sebagai Jinze, mengatakan bahwa meskipun kenaikan tersebut awalnya tampak tidak mungkin, pengenaan tarif yang lebih tinggi pada barang-barang Kanada, Meksiko, dan China telah menempatkan keempat negara tersebut pada jalur yang merugikan semua pihak.
Sebagai tindakan pembalasan kepada AS, tiga negara yaitu Kanada, Tiongkok, dan Meksiko semuanya telah mengumumkan tarif balasan atas barang-barang AS. Perang dagang pun dimulai.
Kenaikan tarif Trump diperkirakan akan memukul keras ekonomi Kanada, Tiongkok, dan Meksiko, para kritikus berpendapat bahwa konsumen AS juga akan terkena dampaknya. Misalnya, Tax Foundation menegaskan bahwa kenaikan tarif akan menyebabkan harga naik dan mengakibatkan pengurangan jumlah barang dan jasa yang tersedia bagi bisnis dan konsumen AS.
Dalam jangka panjang, tarif sering kali menyebabkan pendapatan yang lebih rendah, berkurangnya lapangan kerja, dan penurunan hasil ekonomi—kekhawatiran yang tampaknya diakui Trump tak lama setelah mengumumkan kenaikan tarif.
Mantan eksekutif Binance ini juga menekankan kekhawatiran ini dan menggunakan tarif 100% yang dilaporkan pada chip buatan Taiwan untuk menyoroti potensi konsekuensi bagi konsumen AS.
“Bahkan dengan kenaikan tarif hanya 60%, harga iPhone akan naik sebesar USD 300 — USD 500. Setelah kenaikan tarif, perusahaan memiliki dua pilihan: menaikkan harga atau menyerap sendiri biayanya. Jika harga naik, permintaan pasti akan terpengaruh, jika perusahaan menanggung biaya, laba akan langsung terpengaruh. Produk diperkirakan akan mengalami kenaikan harga 10–30%,” kata Jinze.
Sementara itu, Presiden AS Trump menyatakan keyakinannya bahwa basis pendukungnya tidak akan takut dengan dampak dari langkah tarifnya.