Jakarta – Pasar kripto disebut-sebut kembali terpengaruh pada kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS). Ada prediksi koreksi harga pasar kripto bisa terjadi kedepannya.
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengutip Indeks Fear & Greed saat ini berada di level 38, menunjukkan dominasi sentimen fear di kalangan investor.
Fyqieh menyebut koreksi ini lebih dipengaruhi oleh ketidakpastian makroekonomi, terutama setelah inflasi AS naik dan The Fed menunda pemangkasan suku bunga.
“Selama Bitcoin masih bertahan di atas USD 95.000, tren bullish jangka panjang tetap terjaga. Fase fear seperti ini justru sering menjadi peluang akumulasi bagi investor institusional, terutama dengan adopsi ETF Bitcoin yang masih berjalan,” ujar Fyqieh dalam keterangannya, dikutip Minggu (23/2/2025).
Sementara itu, laporan Bitfinex menunjukkan volatilitas Bitcoin berada di titik terendah dalam sejarah, menyebabkan pasar tetap tanpa arah. Inter-Exchange Flow Pulse (IFP) Bitcoin berubah menjadi bearish untuk pertama kalinya sejak Juni 2024, menandakan potensi penurunan lebih lanjut.
Laporan QCP Capital juga mengungkap bahwa pasar opsi kripto masih menunggu kebijakan yang konkret, bukan sekadar retorika pro-kripto. Dengan volatilitas yang terus menurun, pergerakan harga kripto tampaknya lebih bergantung pada faktor makroekonomi.
Jika Bitcoin menembus support USD 94.000, kemungkinan harga akan turun lebih dalam ke level psikologis USD 90.000, ucap dia.
Namun, jika berhasil pulih dan menembus batas atas konsolidasi di USD 100.000, pemulihan bisa berlanjut hingga menguji kembali level tertinggi sebelumnya di USD 106.012, sambung Fyqieh.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.