Jakarta – Pada 2025, industri kripto di seluruh dunia mengalami transformasi besar-besaran dalam hal regulasi dan kebijakan hukum. Salah satu perubahan yang paling signifikan terjadi di Amerika Serikat, di mana aturan kripto yang lebih ramah bisnis mulai menggantikan regulasi ketat yang lebih bersifat penegakan hukum.
Sementara itu, di Eropa, pasar kripto menghadapi tantangan besar akibat regulasi yang semakin ketat, yang menyebabkan beberapa perusahaan beralih ke wilayah yang lebih ramah terhadap inovasi blockchain.
Di Amerika Serikat, pada 2025, pergantian kepemimpinan di Securities and Exchange Commission (SEC) menjadi sorotan utama. Paul Atkins, pimpinan bersama Token Alliance, telah dinominasikan untuk menggantikan Gary Gensler yang sebelumnya memimpin SEC.
Gensler, yang dikenal dengan pendekatan penegakan hukum yang ketat, menerima kritik tajam dari banyak pihak karena tidak mengedepankan klarifikasi regulasi yang lebih jelas dan lebih mendukung industri. Sebaliknya, dengan pencalonan Atkins, banyak yang berharap akan ada perubahan signifikan dalam cara industri kripto diatur.
Atkins dan pendukungnya berencana untuk mengambil pendekatan yang lebih proaktif dan mendukung pertumbuhan kripto, dengan memberikan lebih banyak kejelasan tentang bagaimana perusahaan kripto dapat beroperasi di Amerika Serikat.
Meskipun regulasi yang lebih lengkap masih belum terlihat, ada harapan ada keseimbangan yang lebih baik antara pengawasan yang wajar dan pemberian ruang bagi industri untuk berkembang tanpa beban yang berlebihan.
Dikutip dari Cointelegraph.com, Joshua Chu dari Hong Kong Web3 Association mengungkapkan meskipun pemerintahan Biden telah berusaha menyiapkan kerangka hukum untuk kripto, proses legislatif yang terus berkembang akan memberikan pengaruh besar pada kebijakan selanjutnya.
Kedua partai politik di AS, Republik dan Demokrat, sepakat bahwa reformasi legislatif diperlukan untuk memberikan kejelasan tentang peraturan kripto.