Jakarta – Industri kripto kembali diguncang oleh peretasan besar yang menimpa bursa Bybit, dengan kerugian mencapai USD 1,5 miliar atau setara Rp 24,4 triliun (asumsi kurs Rp 16.310 per dolar AS) dalam bentuk Ether dan derivatifnya.
Insiden ini menambah daftar panjang peretasan signifikan yang telah terjadi di dunia kripto. Melansir dari Coinmarketcap, Senin (23/2/2025), berikut beberapa kasus peretasan bursa kripto terbesar yang pernah terjadi.
Peretasan Ronin Network (2022)
Pada Maret 2022, Ronin Network, jaringan blockchain yang mendukung game populer Axie Infinity, menjadi korban peretasan senilai USD 625 juta. Peretas berhasil mengeksploitasi kelemahan dalam sistem validasi jaringan dengan menguasai lima dari sembilan node validator yang diperlukan untuk menyetujui transaksi.
Dengan kontrol mayoritas ini, mereka dapat memindahkan 173.600 ETH dan 25,5 juta USDC ke alamat mereka. Insiden ini menyoroti risiko keamanan dalam sistem blockchain yang terdesentralisasi namun memiliki titik pusat validasi yang rentan.
Peretasan Poly Network (2021)
Pada Agustus 2021, platform DeFi Poly Network mengalami peretasan sebesar USD 610 juta. Peretas memanfaatkan kerentanan dalam kontrak pintar yang memungkinkan mereka mentransfer aset ke dompet pribadi mereka.
Uniknya, setelah beberapa hari, peretas tersebut mengembalikan sebagian besar dana yang dicuri, mengklaim bahwa mereka melakukan peretasan untuk mengungkap kelemahan keamanan dan berniat menyelamatkan platform. Peristiwa ini menekankan pentingnya audit keamanan yang ketat dalam pengembangan kontrak pintar.