Jakarta – Selama tujuh hari terakhir, nilai pasar stablecoin tumbuh dari USD 163,16 miliar atau setara Rp 2.664 triliun (asumsi kurs Rp 16.333 per dolar AS).
Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (31/7/2024), token kripto yang dipatok pada mata uang fiat mencatatkan sekitar USD 55,37 miliar volume dalam perdagangan.
Dengan pertumbuhan USD 1,52 miliar atau setara Rp 24,8 triliun, sebagian besar peningkatan berasal dari tether (USDT) yang merupakan aset stablecoin terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar.
Selama tujuh hari, valuasi pasar USDT secara keseluruhan tumbuh sebesar USD 1,2 miliar dan para pesaingnya mengalami pertumbuhan sebesar USD 320 juta.
Namun, hal itu lebih seperti pesaing tunggal, karena sekitar USD 300 juta berasal dari koin USD Circle (USDC) karena valuasi pasarnya naik dari kapitalisasi pasar sekitar USD 33,81 miliar pada 17 Juli menjadi USD 34,11 miliar saat ini.
USDT dan USDC mencatat sebagian besar volume transfer stablecoin selain DAI dan USDB, menurut data artemis.xyz.
Lonjakan terbaru dalam kapitalisasi pasar stablecoin menggarisbawahi meningkatnya ketergantungan pada aset digital yang dipatok pada mata uang fiat, khususnya selama penurunan.
Hal ini karena tether (USDT) dan usd coin (USDC) memimpin, tren ini semakin menyoroti meningkatnya integrasi stablecoin dalam aktivitas perdagangan harian dan sentimen. Momentum ini mungkin menandakan pertumbuhan lebih lanjut setelah berminggu-minggu pertumbuhan stagnan di seluruh ekonomi stablecoin.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.