Jakarta – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat nilai transaksi aset kripto pada September 2024 mencapai Rp 33,67 triliun. Angka ini turun 31,17 persen dibandingkan pada Agustus 2024, yang tercatat Rp 48,92 triliun.
Meski demikian, nilai transaksi aset kripto pada Januari–September 2024 mencapai Rp 426,69 triliun. Angka tersebut meningkat 351,97 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu senilai Rp 94,41 triliun.
Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita menjelaskan, jumlah pelanggan aset kripto pada Februari 2021 hingga September 2024 mencapai 21,27 juta pelanggan. Di sisi lain, pelanggan yang aktif bertransaksi di platform kewajiban Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) dan Pedagang Fisik Calon Aset Kripto (PFAK) pada September 2024 sebanyak 504,3 ribu pelanggan.
Selanjutnya, jenis aset kripto yang paling banyak ditransaksikan berdasarkan nilai transaksi pada perdagangan fisik aset kripto sepanjang September 2024 yaitu Tether (USDT), Ethereum (ETH), Bitcoin (BTC), Pepe (PEPE), dan Solana (SOL), kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu (20/10/2024).
Saat ini, sejumlah enam PFAK telah terdaftar di Bappebti. Keenam PFAK tersebut yaitu PT Pintu Kemana Saja (Pintu), PT Bumi Santosa Cemerlang (Pluang), PT Aset Digital Berkat (Tokocrypto), PT Kagum Teknologi Indonesia (Ajaib), PT Tiga Inti Utama (Triv), dan PT Sentra Bitwewe Indonesia (Bitwewe).
Untuk diketahui, Bappebti menerbitkan Peraturan Bappebti (Perba) Nomor 9 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bappebti Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka, Rabu, (16/10). Perba tersebut menjadi penegasan Bappebti untuk mewujudkan ekosistem aset kripto yang berintegritas, modern, dan adaptif.