Jakarta – Harga bitcoin berhasil bangkit sejak Rabu, 7 Agustus 2024, mencapai lebih dari USD 56.000 atau setara Rp 905 juta (asumsi kurs Rp 16.175 per dolar AS), setelah sempat jatuh ke level terendah dalam enam bulan.
Penurunan valuasi kripto Bitcoin dipicu oleh beberapa faktor, termasuk kekhawatiran akan resesi ekonomi AS yang membayangi, ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, dan variabel ekonomi makro lainnya.
Indeks ketakutan dan keserakahan Bitcoin atau fear and greed index saat ini berada pada ketakutan ekstrem, perubahan cepat dari status netral yang relatif lebih tenang seminggu yang lalu.
Sentimen pasar sering kali berubah dengan cepat sebagai respons terhadap peristiwa politik dan ekonomi, dan kekhawatiran investor tentang kejatuhan pasar bitcoin yang sedang berlangsung belum mereda, indeks tersebut menunjukkan. Lantas apa saja yang membuat pasar kripto kembali pulih?
Pembelian pada Harga Rendah
Banyak investor bitcoin menggunakan tanda ketakutan ekstrem sebagai peluang utama untuk membeli lebih banyak bitcoin dan bahkan alternatif untuk mata uang kripto terkemuka, seperti ethereum dan Solana.
Beberapa analis pasar optimis tentang pemulihan yang kuat terhadap bitcoin. CEO bursa kripto Bitget, Gracy Chen, mengatakan Ke depannya, bitcoin mungkin menemukan dukungan dalam kisaran USD 49.500 hingga USD 55.000.
Dengan potensi pemulihan terkait dengan pemotongan suku bunga mendatang yang dapat meningkatkan likuiditas, dan berita politik positif tentang aset kripto, kata Chen, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (8/8/2024).
Chen menambahkan, secara keseluruhan, pada bulan Agustus, kripto kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran yang sama, dengan risiko penurunan lebih lanjut dalam kapitalisasi pasar jika faktor geopolitik berperan.