Jakarta Bitcoin stagnan setelah Federal Reserve AS (The Fed) mengumumkan mereka membiarkan suku bunga tidak berubah sebuah langkah yang sudah diprediksi secara luas oleh para investor.
Kepala bank sentral Jerome Powell tidak banyak mengungkapkan tentang pemangkasan suku bunga di masa mendatang, dengan mengatakan meskipun inflasi telah mereda secara substansial jika pada September inflasi terbukti kuat, pemangkasan tidak akan mungkin dilakukan.
Kepastian\’ bukanlah kata yang kami miliki dalam bisnis kami, kata Powell, dikutip dari Decrypt, Kamis (1/8/2024).
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, pada Kamis pagi, Bitcoin (BTC) masih melemah. Bitcoin turun 2,26 persen dalam 24 jam dan 1,15 persen sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 64.612 atau setara Rp 1,05 miliar (asumsi kurs Rp 16.261 per dolar AS). Kripto teratas lainnya seperti Ethereum juga cenderung stagnan dari hari sebelumnya.Â
Para investor mengharapkan bank sentral untuk memangkas suku bunga pada September menyusul pernyataan Rabu dari komite penentu suku bunga Fed, yang mengatakan ekonomi AS berkembang dengan kecepatan yang solid.
Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa hampir USD 74.000 pada Maret tetapi sejak itu turun dan turun dan sebagian besar tetap di bawah rekor 2021 sebesar USD 69.044.
Sebagian besar alasannya adalah investor ingin menghindari aset berisiko investasi yang mengalami aksi harga yang fluktuatif, seperti saham teknologi dan kripto karena suku bunga yang tinggi.
The Fed mulai menaikkan suku bunga secara agresif pada tahun 2022 dalam upaya untuk menjinakkan inflasi tertinggi dalam 40 tahun setelah pandemi Covid-19. Baik saham maupun kripto terkena dampak negatif oleh pengetatan tersebut karena investor cenderung menghindari aset tersebut saat pinjaman mahal.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.