Jakarta – Harga Bitcoin berhasil menembus di atas USD 65.000 atau setara Rp 982,6 juta (asumsi kurs Rp 15.134 per dolar AS) sejak perdagangan Kamis, 26 September 2024. Ini merupakan harga tertinggi dalam hampir dua bulan untuk mata uang kripto terbesar di dunia.
Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (27/9/2024), pergerakan harga tersebut menandai pemulihan yang sangat dinantikan untuk bitcoin, yang sebelumnya turun hingga USD 53.000 pada September.
Biasanya, kinerja harga bitcoin pada Juni hingga September cenderung fluktuatif, tetapi investor mengharapkan untuk melihat pertumbuhan harga pada Oktober, yang biasanya diberi label Uptober karena adanya dorongan yang mendorong optimisme baru terhadap harga bitcoin.
Sentimen Pendorong
Beberapa sentimen yang mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin ini adalah penurunan suku bunga The Fed pada pekan lalu. Kemudian, pemilihan presiden mendatang di AS kemungkinan akan berdampak besar pada harga bitcoin dan altcoin, karena kedua calon presiden tersebut secara nominal telah berjanji untuk mendukung industri tersebut.
Mantan presiden Donald Trump mulai menerima sumbangan politik dalam bentuk kripto awal tahun ini dan memuji inovasi di sektor tersebut pada Konferensi Bitcoin di Nashville.
Wakil Presiden AS saat ini, Kamala Harris juga baru-baru ini mendapatkan dukungan dari beberapa eksekutif kripto dengan berbicara tentang potensi industri tersebut.
Pada acara penggalangan dana baru-baru ini yang berhasil mengumpulkan USD 27 juta, Harris mengatakan pemerintahannya akan mendorong teknologi inovatif seperti AI dan aset digital sambil melindungi konsumen dan investor.
Sementara banyak yang optimis dengan rencana Harris, beberapa lainnya skeptis tentang apakah rencana Wakil Presiden untuk kripto akan berbeda secara substansial dari rencana pemerintahan saat ini.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.