Jakarta Perkembangan pesat industri kripto dan blockchain di Indonesia membawa dampak besar bagi dunia kerja, dengan semakin banyaknya peluang karir di sektor ini. Seiring dengan meningkatnya minat terhadap aset digital dan inovasi berbasis blockchain
Terkait hal ini, CMO Tokocrypto, Wan Iqbal menjelaskan Industri kripto dan blockchain di Indonesia memiliki potensi karir yang besar, didorong oleh meningkatnya adopsi aset digital, perkembangan ekosistem Web3 dan DeFi, serta regulasi yang semakin jelas.
Potensi berkarir di sektor blockchain dan web3 sangat terbuka. Menurut laporan Tiger Research pada tahun 2024, Asia lebih aktif dalam perekrutan dibandingkan Eropa, dengan sekitar 20% lowongan pekerjaan di sektor ini berasal dari Asia, sementara Eropa hanya sekitar 15%.
“Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring fokus pasar Web3 yang semakin mengarah ke Asia, termasuk Indonesia,” kata Iqbal kepada www.wmhg.org.
Iqbal menuturkan Singapura, sebagai pusat keuangan Asia, memiliki peran penting dalam perkembangan Web3. Meskipun regulasi di negara tersebut semakin ketat untuk mengurangi risiko, banyak perusahaan Web3 tetap tumbuh berkat lingkungan bisnis yang mendukung dan kebijakan dari Otoritas Moneter Singapura yang memberikan kepastian pasar.
Indonesia Belajar dari Singapura
Iqbal menyebut Indonesia bisa belajar dari Singapura dalam menciptakan ekosistem Web3 yang kondusif dengan regulasi yang jelas dan dukungan terhadap inovasi. Dengan populasi digital yang besar dan adopsi kripto yang terus meningkat, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi salah satu pemain utama di industri ini.
Pemerintah dan pelaku industri dapat bekerja sama untuk menyusun kebijakan yang seimbang melindungi investor tanpa menghambat inovasi. Insentif bagi startup blockchain, peningkatan literasi digital, serta dukungan regulasi yang proaktif dapat mempercepat pertumbuhan sektor ini.