Jakarta – Industri penambangan Bitcoin di Amerika Serikat (AS) telah menciptakan lebih dari 31.000 pekerjaan dan menyumbang produk doemstik bruto hingga USD 4,1 miliar atau kurang lebih Rp 66,72 triliun (estimasi kurs Rp 16.280 per USD) setiap tahun.
Menurut laporan oleh The Perryman Group, sebagian besar industri penambangan Bitcoin terkonsentrasi di dua belas negara bagian, dengan Texas sebagai kontributor terbesar.
Dikutip dari cryptopotato, Rabu (19/3/2025), studi tersebut menunjukkan bahwa tambang Bitcoin di Texas menghasilkan sekitar USD 1,7 miliar dalam produk bruto dan menciptakan lebih dari 12.200 pekerjaan, termasuk yang terkait dengan aktivitas terkait utilitas.
Negara bagian besar lainnya termasuk Georgia yang menghasilkan USD 316,8 juta dalam produk bruto tahunan dan 2.300 pekerjaan, dan New York dengan masing-masing USD 225,9 juta dan 1.600 pekerjaan.
Penambang Bitcoin juga berperan dalam komunitas lokal. Perusahaan pertambangan sering memberikan sumbangan amal dan mensponsori acara lokal. Mereka juga berinvestasi dalam infrastruktur komunitas yang membantu meningkatkan standar hidup.
Selain itu, entitas ini menyediakan program pelatihan khusus dan memprioritaskan perekrutan tenaga kerja yang beragam.
Karena konsumsi daya yang fleksibel, penambang Bitcoin dapat menyesuaikan penggunaan energi mereka selama masa-masa stres jaringan sehingga membantu menstabilkan permintaan.
Menurut Electric Reliability Council of Texas (ERCOT), permintaan daya yang dapat diprediksi membantu dalam perencanaan energi dan mendukung investasi dalam pembangkitan dan transmisi daya.
Meskipun memiliki manfaat ekonomi, industri ini menghadapi tantangan regulasi baik di tingkat negara bagian maupun federal. Para kritikus telah menyuarakan kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari konsumsi energi yang tinggi, yang menyebabkan beberapa negara bagian seperti New York memberlakukan pembatasan penambangan.