Jakarta – Analis onchain dengan nama samaran Zachxbt, mengklaim pengguna Coinbase, terutama lanjut usia, telah kehilangan lebih dari USD 300 juta (Rp 4,9 triliun) setiap tahunnya akibat skema rekayasa sosial.
Sebagai informasi, rekayasa sosial umumnya melibatkan perolehan akses ke informasi pribadi seperti detail log-in dengan menggunakan manipulasi dan penipuan.
Mengutip News.bitcoin.com, Rabu (5/2/2025) Zachxbt menjelaskan salah satu contoh, di mana peretas membuat tiruan lengkap situs web Coinbase untuk mengelabui korban, seolah-olah mereka melakukan kontak dengan karyawan bursa perusahaan.
Zachxbt melaporkan, penipu juga didapati menggunakan nomor identitas palsu, serta alamat email dan nomor telepon palsu yang seolah-olah berasal dari sumber yang autentik.
Dalam dua bulan terakhir saja, pengguna kehilangan lebih dari USD 65 juta (Rp 1 triliun) dalam penipuan rekayasa sosial, menurut Zachxbt.
Analis onchain tersebut menuduh Coinbase tidak bertindak tegas dan cepat mengatasi masalah tersebut.
Coinbase perlu segera melakukan perubahan karena semakin banyak pengguna yang ditipu hingga puluhan juta setiap bulan, kata Zachxbt.
Kebanyakan kesalahan terletak pada kepemimpinan, sebutnya.
Menurut Zachxbt, juga menuding, banyak pelanggaran yang bahkan tidak ditangani oleh perusahaan, dan jika memang ditangani, penyelesaian yang memuaskan jarang terjadi.
Tanggapan Coinbase
Dalam tanggapannya, Coinbase membagikan postingan blog terkait tips mengurangi risiko yang disorot Zachxbt.
Serangan rekayasa sosial bertanggung jawab atas sebagian besar kerugian yang dialami pelanggan kami dan masalah ini tidak hanya terjadi pada Coinbase, tulis postingan tersebut.
Pada tahun lalu, lembaga keuangan telah mengalami peningkatan 10x dalam serangan rekayasa sosial yang menargetkan pelanggan mereka, beber Coinbase.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.