Jakarta Adopsi Bitcoin di Eropa mengalami hambatan signifikan akibat regulasi yang terfragmentasi dan kebijakan investasi yang cenderung konservatif. Sementara di Amerika Serikat, langkah maju terus dilakukan, termasuk kebijakan pemerintah yang lebih terbuka terhadap Bitcoin, situasi di Eropa masih dipenuhi ketidakpastian.Â
Banyak perusahaan keuangan besar di benua ini belum berani mengambil sikap jelas terhadap Bitcoin sebagai bagian dari aset mereka.
Menurut Elisenda Fabrega, penasihat umum di Brickken, sebuah platform tokenisasi aset di Eropa, ada beberapa faktor utama yang membuat adopsi Bitcoin di Eropa tertinggal.Â
Regulasi yang tidak seragam, kurangnya sinyal institusional, serta kematangan pasar yang berbeda membuat perusahaan-perusahaan di Eropa masih ragu untuk mengadopsi Bitcoin, jelas Fabrega, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (31/3/2025)
Meskipun ada beberapa perusahaan seperti BNP Paribas, 21Shares AG, VanEck Europe, dan Bitpanda yang telah mengumumkan kepemilikan Bitcoin mereka, jumlahnya masih sangat terbatas.Â
Analis dari Bitfinex menyebutkan bahwa struktur regulasi di Eropa yang tidak konsisten serta kebijakan investasi yang cenderung hati-hati membuat banyak investor ragu untuk berinvestasi di Bitcoin.Â
Investor institusional di Eropa masih sangat berhati-hati karena pedoman yang tidak jelas dan kekhawatiran terhadap risiko aset digital, kata seorang analis dari Bitfinex.
Tak hanya itu, investor ritel di Eropa juga menunjukkan minat yang lebih rendah terhadap Bitcoin dibandingkan dengan di Amerika Serikat. Iliya Kalchev, seorang analis di Nexo, menyoroti bahwa lingkungan keuangan di Eropa jauh lebih konservatif dalam mengadopsi instrumen investasi baru.Â
Di AS, ETF Bitcoin berhasil diluncurkan karena adanya permintaan ritel yang kuat serta regulasi yang lebih jelas. Sementara di Eropa, adopsi Bitcoin masih berjalan lambat, ungkap Kalchev.