Jakarta Harga Bitcoin terus mengalami konsolidasi di bawah angka psikologis USD 100.000 setelah mengalami penurunan tajam akibat salah satu peretasan terbesar dalam sejarah kripto.
Bitcoin sempat mencapai level tertinggi mingguannya di USD 98.940 sebelum anjlok lebih dari USD 4.000 ke titik terendah dalam tiga hari di USD 94.800.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, penurunan ini membentuk pola bearish engulfing, yang mengindikasikan tekanan jual yang kuat di pasar. Dampaknya, pasar kripto mengalami likuidasi lebih dari USD 600 juta.
Fyqieh mengungkapkan, salah satu faktor utama di balik tekanan ini adalah peretasan besar yang terjadi di platform perdagangan kripto Bybit, yang mengakibatkan kehilangan aset senilai sekitar USD 1,4 miliar dalam bentuk Ethereum (ETH).
Insiden ini memberikan dampak langsung pada pasar, membuat Bitcoin gagal menembus level USD 100.000 dan kembali ke fase konsolidasi,” kata Fyqieh dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (25/2/2025).
Faktor Ekonomi AS Juga Berpengaruh
Selain peretasan Bybit, Fyqieh menyebut laporan ekonomi terbaru dari Amerika Serikat juga memberikan tekanan pada pasar kripto. Indeks PMI sektor jasa mencatat level terendah dalam lebih dari dua tahun, menunjukkan adanya pelemahan ekonomi.
Sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis minggu ini, seperti keyakinan konsumen (25 Februari), data penjualan rumah baru (26 Februari), dan laporan PDB kuartal keempat (27 Februari), diperkirakan akan mempengaruhi pasar lebih lanjut.
“Jika pertumbuhan ekonomi AS lebih tinggi dari perkiraan, peluang pemangkasan suku bunga bisa berkurang, yang dapat semakin menekan aset-aset berisiko seperti Bitcoin,” jelasnya
Selain itu, laporan Core Personal Consumption Expenditures (PCE) bulan Januari, yang menjadi indikator utama inflasi bagi Federal Reserve, juga akan menjadi perhatian utama pasar pada Jumat mendatang.
Di sisi regulasi, sidang Komite Perbankan Senat AS pada 26 Februari terkait kerangka kerja legislatif untuk aset digital bisa membawa dampak positif bagi pasar kripto. Sementara itu, laporan keuangan dari perusahaan teknologi besar seperti Nvidia juga dapat memengaruhi aset kripto yang terkait dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).