Jakarta Bursa mata uang kripto MEXC mengambil langkah tegas dengan membekukan lebih dari 1.500 akun yang diduga terlibat dalam skema manipulasi pasar yang terorganisir.Â
Investigasi internal bursa mengungkap kelompok-kelompok ini beroperasi secara terkoordinasi di Vietnam serta beberapa negara di wilayah CIS. Beberapa akun yang terlibat bahkan mencatat volume perdagangan harian lebih dari USD 20 juta atau setara Rp 331,6 miliar (asumsi kurs Rp 16.580 per dolar AS).
Dalam sebuah posting di blog resminya, MEXC menyatakan bahwa kelompok ini menggunakan berbagai taktik manipulatif seperti self-trading, spoofing, layering, front-running, dan quote stuffing.Â
Berdasarkan data bursa, aktivitas perdagangan mencurigakan ini mengalami peningkatan signifikan, naik 60% dari Januari hingga Februari 2025 dibandingkan dengan akhir tahun 2024.
Menurut MEXC, para pelaku semakin memanfaatkan akses tingkat institusional terhadap likuiditas, infrastruktur, serta strategi algoritmik untuk menjalankan aksinya.Â
Kami mencatat transformasi manipulasi dari ritel ke grup dan bahkan tingkat kuasi-institusional, yang membawa risiko sistemik bagi bursa individu dan infrastruktur pasar secara keseluruhan, kata bursa dalam keterangan resmi, dikutip dari Coinmarketcap, Minggu (30/3/2025).Â
Langkah Pencegahan
Untuk mengatasi ancaman ini, MEXC telah mengambil sejumlah langkah pencegahan, termasuk membatalkan transaksi mencurigakan serta menangguhkan semua akun yang teridentifikasi dalam skema manipulasi.Â
Selain itu, sistem pemantauan baru diterapkan guna mengawasi akun-akun berisiko tinggi. Bursa menyatakan bahwa akun yang masuk dalam daftar pemantauan akan berada di bawah pengawasan ketat selama setidaknya 30 hari.
Sementara itu, isu keamanan di industri kripto kembali menjadi perhatian setelah insiden peretasan bursa Bybit yang menyebabkan kerugian hampir USD 1,5 miliar.Â