Jakarta – Harga bitcoin istirahat sejenak setelah mencapai USD 108.000 atau sekitar Rp 1,73 miliar untuk pertama kali (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.107).
Hal ini setelah pelaku pasar menanti pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) dan menilai gelombang optimisme dari dukungan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap kripto.
Mengutip Yahoo Finance, Rabu (18/12/2024), harga bitcoin menyentuh USD 108.315 pada Selasa, 17 Desember 2024 sebelum turun kembali ke USD 104.800 atau sekitar Rp 1,68 miliar pada Rabu siang di Singapura. Nilai kapitalisasi pasar mencapai USD 4 triliun selama reli sebelumnya, berdasarkan data CoinGecko.
Donald Trump telah menunjukkan peraturan yang bersahabat untuk memungkinkan Amerika Serikat (AS) mendominasi sektor kripto dan bahkan mendukung gagasan cadangan bitcoin nasional yang strategis.
Saham MicroStrategy Inc yang akan datang dalam indeks Nasdaq 100 menambah hal positif dengan membuka kemungkinan kenaikan harga saham yang lebih besar bagi perusahaan yang kegiatan utamanya dengan mengumpulkan modal investasi dalam bitcoin.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada Rabu pekan ini tetapi ada sedikit kejelasan tentang prospek kebijakan tahun depan. Hal ini seiring pertumbuhan ekonomi AS yang kuat dan risiko inflasi dari agenda Donald Trump.
Kami perkirakan sentimen FOMC pekan ini akan berkontribusi pada volatilitas pasar,” tulis Analis K33 Research, Vetle Lunde dan David Zimmerman.