Jakarta – Industri kripto menghadapi tantangan besar di awal tahun dengan total kerugian mencapai USD 73,9 juta atau setara Rp 1,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.280 per dolar AS) akibat 19 serangan siber sepanjang Januari.
Dilansir dari Coinmarketcap, Sabtu (1/2/2025), meski jumlah insiden peretasan menurun 4 persen dibandingkan tahun lalu, serangan siber ke industri kripto meningkat sembilan kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya, menurut laporan terbaru dari Immunefi, platform keamanan dan bug bounty di ekosistem Web3.
Dibandingkan Januari 2024, ketika kerugian mencapai USD 133 juta, angka tahun ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Namun, dua serangan utama menjadi penyebab utama kerugian bulan ini.
Bursa CeFi Phemex, berbasis di Singapura, mengalami pembobolan terbesar dengan kehilangan USD 69,1 juta. Serangan lainnya terjadi pada platform DeFi Moby Trade, yang mengalami eksploitasi senilai USD 2,5 juta.
Selain dua kasus besar tersebut, beberapa platform lain juga menjadi korban, termasuk Orange Finance, IPC, UniLend Finance, The Idols NFT, Odos, Laura AI, Pika Infinity, dan Sorra. Pada bulan ini, tidak ditemukan insiden penipuan yang signifikan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.