Jakarta Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) terbaru untuk Juli menunjukkan tren inflasi yang terus mereda, dengan harga konsumen naik hanya 2,9% selama 12 bulan terakhir yang merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Maret 2021.
Merespon kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan meskipun perkembangan tren inflasi CPI yang cukup baik turut memperkuat ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September nanti.
“Terlebih dengan data tenaga kerja yang menunjukkan berkurangnya tingkat pengangguran dengan menurunnya klaim tunjangan pengangguran baru (initial jobless claim),” kata Fahmi dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (21/8/2024).
Potensi Penurunan Suku Bunga AS
Fahmi menambahkan, resiliensi ekonomi AS di tengah situasi suku bunga tinggi yang ada saat ini, membantah kekhawatiran terhadap potensi resesi yang sempat berkembang beberapa waktu yang lalu tersebut, membuat urgensi melonggarkan kebijakan ekonomi menjadi berkurang.
Meskipun demikian, pasar saham AS terapresiasi imbas situasi tersebut. Indeks-indeks saham utama AS kompak melanjutkan kenaikan pasca data penjualan ritel bulan Juli dirilis.
“Berbeda dengan pasar saham AS, dampak dinamika ekonomi yang ada terhadap pasar kripto tidak terlalu positif. Hal ini dikarenakan fokus persepsi investor terhadap imbas dari situasi yang ada, yaitu potensi penundaan penurunan suku bunga The Fed,” jelas Fahmi.
Sementara ekonomi AS yang masih resilien mungkin berdampak positif terhadap sektor bisnis di negara tersebut seperti potensi meningkatnya penjualan, dampak langsungnya terhadap pasar kripto tidak terlalu signifikan.