Jakarta – SpaceX, perusahaan kedirgantaraan Amerika yang dipimpin oleh Elon Musk, dilaporkan memiliki 8.285 Bitcoin (BTC) senilai sekitar USD 851 juta atau sekitar Rp 13,93 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.375), menurut data dari Arkham Intelligence.
Investasi ini telah menghasilkan laba sebesar USD 700 juta sejak 2022. Pada Jumat lalu, Arkham Intelligence mengonfirmasi bahwa nilai kepemilikan Bitcoin SpaceX meningkat USD 695,24 juta sejak 29 November 2022.
Bitcoin tersebut dilaporkan disimpan di Coinbase Prime dan belum digunakan selama tiga tahun terakhir. Kenaikan harga Bitcoin, yang melampaui USD 100.000 pada akhir 2024, turut mendorong pertumbuhan nilai aset perusahaan.
Melansir Cryptopolitan News, Sabtu (18/1/2025), SpaceX pertama kali mencatat kepemilikan Bitcoin senilai USD 373 juta pada 2021, ketika harga Bitcoin mencapai USD 46.000 per koin.
Pada puncaknya, perusahaan memiliki 25.600 BTC. Namun, saat harga Bitcoin anjlok menjadi USD 20.000 pada Mei 2022, SpaceX menjual sebagian aset kriptonya senilai USD 450 juta dengan kerugian.
Saat ini, perusahaan mempertahankan sekitar 8.900 BTC sebagai cadangan. Tesla dan Strategi Kripto yang Serupa Tesla, perusahaan mobil listrik yang juga dipimpin Elon Musk, memiliki strategi kripto yang mirip dengan SpaceX.
Pada 2021, Tesla membeli Bitcoin senilai USD 1,5 miliar dan sempat menerima pembayaran dengan Bitcoin untuk kendaraannya. Namun, perusahaan menjual sebagian asetnya pada 2021 dan 2022, dengan total nilai penjualan mencapai USD 936 juta saat harga Bitcoin turun di bawah USD 40.000.
Hingga kini, Tesla masih memegang 11.500 Bitcoin senilai lebih dari USD 1,1 miliar. Namun, penerimaan Bitcoin sebagai metode pembayaran dihentikan pada Mei 2021 karena kekhawatiran lingkungan terkait proses penambangan Bitcoin.
Kami prihatin dengan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan Bitcoin, ujar Musk melalui platform X.Â