Jakarta Standard Chartered telah menurunkan target harga Ethereum untuk tahun 2025 dari USD 10.000 menjadi USD 4.000, atau turun 60% dari proyeksi awal. Keputusan ini didasarkan pada menurunnya dominasi pasar Ethereum serta dampak dari solusi penskalaan Layer 2 yang semakin menggerus nilai ekonominya.
Solusi Layer 2 Mengancam Pendapatan Ethereum
Menurut Geoff Kendrick, Kepala Riset Aset Digital di Standard Chartered, kapitalisasi pasar Ethereum telah kehilangan sekitar USD 50 miliar akibat perkembangan pesat jaringan Layer 2 seperti Base milik Coinbase.
Baca Juga
-
Harga Bitcoin Masih Lesu Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Harga Kripto 12 Februari 2025: Bitcoin dan Ethereum Kembali Merosot
Teknologi ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas transaksi Ethereum, tetapi justru mengalihkan sebagian besar pendapatan dari biaya transaksi yang biasanya mengalir ke Ethereum. Akibatnya, daya saing dan nilai pasar Ethereum terus mengalami tekanan.
“Pendapatan biaya jaringan Ethereum mengalami penurunan, yang berdampak langsung pada kelangsungan ekonomi ekosistemnya,” kata Kendrick dalam laporan tersebut, dikutip dari Coinmarketcap, Selasa (18/3/2025).
Selain itu, penurunan PDB dan pendapatan Ethereum juga turut memperlemah posisinya di industri kripto.
Ethereum Terancam Kehilangan Dominasinya?
Sebagai platform utama dalam dunia Decentralized Finance (DeFi) dan Web3, Ethereum selama ini memiliki posisi dominan. Namun, persaingan semakin ketat dengan kemunculan solusi Layer 2 yang menawarkan biaya transaksi lebih rendah dan efisiensi lebih tinggi.
Saat ini, harga Ethereum berada di kisaran USD 1.900, turun sekitar 42% sejak awal 2025. Rasio ETH terhadap BTC juga menunjukkan tren penurunan, dengan potensi mencapai level terendah sejak 2017 dalam beberapa tahun ke depan.