Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) menutup tahun dengan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps, ke kisaran 4,25-4,50 persen. Kebijakan ini sesuai dengan harapan pelaku pasar yang ingin suku bunga berada di level yang lebih bersahabat, termasuk industri kripto.Â
Analis Nanovest mengungkapkan, pemangkasan suku bunga akan mendorong investor untuk memindahkan uang dari pasar obligasi ke pasar ekuitas, khususnya untuk aset berisiko seperti saham dan kripto.
Likuiditas dinilai akan semakin banyak beredar di pasar modal mendorong investor untuk bermanuver. Bahkan jika dihubungkan dengan fakta Donald Trump yang tidak akan lama lagi dilantik kembali sebagai Presiden AS, maka harapan pelaku pasar ini akan menjadi kenyataan.
Pasalnya Trump, walaupun kebijakan suku bunga sepenuhnya ada di tangan The Fed, akan menekan The Fed untuk terus memangkas suku bunga, tulis analis Nanovest, dikutip Kamis (19/12/2024).
Faktor paling penting bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga adalah adalah inflasi yang sudah berada di bawah 3 persen. Inflasi ini sempat menyentuh angka 9,1 persen secara tahunan pada Juni 2022. Angka inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 1982 atau 5 dekade yang lalu.
Selain inflasi, The Fed juga memperhatikan dengan seksama pasar ketenagakerjaan AS. Di sisi ketenagakerjaan, jelas pertumbuhan pekerjaan yang sangat pesat setelah pandemi mulai mereda. Pandemi Covid-19 memang membuat roda perekonomian AS lumpuh total. Berbagai bisnis tutup dan harus mengurangi karyawan.Â
Setelah pandemi mulai terkendali, bisnis di Negeri Paman Sam booming dan haus akan tenaga kerja. Beberapa bisnis bahkan mengimingi-imingi siapa saja yang datang dalam proses wawancara.Â
Penyerapan tenaga kerja sangat pesat, suatu fenomena yang belum pernah muncul sejak usainya perang dunia kedua, kata Analis Nanovest.