Jakarta – Pendiri dan mantan CEO Bitmex, Arthur Hayes memperkirakan intervensi moneter besar-besaran China, yang ditujukan untuk merefleksikan sektor perbankan dan propertinya setelah keruntuhan real estat, pada akhirnya akan mendorong harga Bitcoin (BTC) lebih tinggi.
Melansir News.bitcoin.com, Kamis (31/10/2024) Hayes menjelaskan bahwa nilai Bitcoin tumbuh karena mata uang fiat didevaluasi melalui stimulus dan intervensi pemerintah.
Selama uang fiat diciptakan, Bitcoin akan melonjak. Tidak masalah siapa penerima akhirnya, ungkap Hayes.
Hayes menyebut, krisis properti di China dan kebijakan reflasi yang dihasilkan telah meletakkan dasar bagi ekspansi kredit yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang ia prediksi mengalir secara tidak langsung ke pasar Bitcoin.
Itu berarti bahwa Bitcoin akan melonjak secara sekuler karena China merefleksikan sistem perbankan dan sektor propertinya, bebernya.
Mengingat gelembung properti China merupakan yang terbesar dalam sejarah manusia, jumlah kredit Yuan yang tercipta akan menyaingi jumlah Dolar yang dicetak di AS sebagai respons terhadap COVID pada tahun 2020-2021, papar Hayes.
Menurut dia, kewaspadaan itu mungkin menginspirasi investor untuk memilih Bitcoin sebagai penyimpan nilai daripada saham atau properti.
Meskipun China menindak bursa Bitcoin, Hayes mencatat bahwa meskipun bursa dilarang menawarkan pasangan perdagangan Bitcoin/CNY yang terlihat, bitcoin dan kripto masih berkembang pesat di China, Hayes mencatat.
Mengingat pemerintah China mengetahui bahwa mereka tidak dapat melarang Bitcoin, dan kepemilikan Bitcoin dan kripto tidak dilarang di China (bertentangan dengan apa yang dikatakan beberapa media keuangan yang salah informasi), Beijing lebih suka hal itu tidak terlihat dan tidak diingat, ia menambahkan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.