Jakarta Tren investasi kripto yang sedang menanjak membuat kejahatan siber semakin marak. Penipuan kripto, yang memanfaatkan ketidaktahuan dan keinginan cepat kaya para investor, telah merugikan miliaran dolar AS setiap tahunnya.
Korbannya beragam usia, termasuk lansia yang rentan manipulasi. Modus operandinya pun beragam, mulai dari skema investasi palsu hingga penipuan berkedok kurir ekspedisi.
Baca Juga
-
Penipuan Kripto Naik 24 Persen Setiap Tahun Sejak 2020
-
AS Adili WN Kanada Terkait Penipuan Kripto, Segini Nilai Kerugian
-
Pengguna Coinbase Dilaporkan Rugi Rp 4,9 T Akibat Penipuan Rekayasa Sosial
Salah satu contohnya adalah skema investasi palsu, di mana penipu berpura-pura menjadi manajer investasi berpengalaman dan menjanjikan keuntungan besar. Korban diminta membayar uang muka, namun uang tersebut raib dan data pribadi korban berisiko dicuri.
Modus lain yang berbahaya adalah rug pull, di mana penipu mengembangkan proyek kripto baru, mengumpulkan dana, lalu melarikan diri. Kasus Squid Coin merupakan contoh nyata yang merugikan banyak investor.
Bahaya penipuan kripto juga mengintai melalui metode phishing, serangan man-in-the-middle, giveaway palsu di media sosial, dan skema Ponzi. Pihak berwenang pun telah memberikan imbauan keras kepada masyarakat untuk waspada terhadap tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat.