Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meluncurkan buku authorized biografi berjudul No Limits, Reformasi Dengan Hati. Acara peluncuran buku dilaksanakan di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (20/9/2024) malam.
Sri Mulyani mengatakan, buku ini disusun lantaran banyak sekali peristiwa yang ingin ia ceritakan dalam 20 tahun terakhir. Sehingga, buku ini dimaksudkan untuk sharing pengalamannya dalam menukangi kabinet di bidang ekonomi.
Karena saya ikut dalam beberapa kabinet, banyak sekali kejadian penting. Saya rasa pengalaman menghadapi berbagai masalah perlu dibukukan. Sehingga the next generation teknokrat punya playbook untuk dilihat, ujar Sri Mulyani.
Sang Bendahara Negara kemudian menceritakan pengalaman pertamanya saat ditawari posisi sebagai Menteri Keuangan di era kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kala itu, Sri Mulyani tengah menjadi Executive Director IMF dan bermukim di Amerika Serikat. Dirinya diajak untuk masuk kabinet oleh Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi via telepon.
Waktu Pemilu 2024 ditelepon pak Sudi, ibu Srimul, diundang pak SBY sebagai menteri terpilih. Bisa enggak besok ikut fit and propper test? Waduh enggak bisa, saya lagi di Washington DC, ungkapnya seraya menirukan pembicaraan waktu itu.
Setelah tuntas masa jabatan sebagai Menteri Keuangan dan Plt Menko Perekonomian selama periode 2004-2010, Sri Mulyani kembali ke Amerika Serikat untuk menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Namun, beliau kembali ditawari masuk kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Permintaan bahkan langsung datang dari para mantan anak buahnya di Kementerian Keuangan. Salah satunya Marwanto Harjowiryono yang kala itu menjabat Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Terakhir saya dipanggil pak Jokowi gara-gara ada yang tahajud tiap malam. Pak Marwanto, dia salah satu yang bertanggung jawab saya mau pulang dipanggil pak Jokowi, ujar Sri Mulyani.