Jakarta – Pemerintah segera memulai program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada awal Januari 2025. Targetnya, ada belasan juta penerima yang merasakan nikmatnya MBG tersebut sepanjang 2025.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan program MBG akan dimulai pada 6 Januari 2025. Diketahui sudah ada serangkaian uji coba di berbagai daerah.
Jika semua sesuai planning tanggal 6 Januari (diresmikan), kata Dadan kepada www.wmhg.org, Senin (30/12/2024).
Program andalan Presiden Prabowo Subianto ini dibidik mampu menjangkau 19,47 juta orang untuk 2025. Dadan mengatakan, belasan juta target itu jadi angka total.
Sementara itu, pada tahap awal MBG akan menyasar 3 juta orang lebih dahulu. Kemudian, jumlahnya akan bertambah sesuai dengan periode yang ditetapkan. Dia menargetkan setidaknya ada 15 juta orang yang mendapat alokasi Makan Bergizi Gratis.
Minimal 15 juta mulai Agustus (2025), ucapnya.
Dia menerangkan, hingga saat ini alokasi anggaran masih tetap pada angka Rp 71 triliun. Dia belum berbicara banyak mengenai kemungkinan ada perubahan besaran dana untuk MBG.
Pokoknya 3 juta penerima manfaat, ya kita mulai bertahap lah 6 Januari kan pembukaan, ujar Dadan beberapa waktu lalu.
Buka Opsi Substitusi Menu MBG
MBG akan menyasar banyak daerah dengan karakteristik yang berbeda. Dadan membuka opsi adanya perbedaan menu di setiap daerah, termasuk alokasi susu bagi penerima.
Menurut dia, susu akan diberikan di daerah-daerah yang dekat dengan sentra produksi susu. Dia akan memprioritaskan olahan susu yang sudah dipasteurisasi.
Susu itu akan diberikan di daerah-daerah yang memang di situ daerah peternakan, ujarnya.
Sementara itu, daerah lainnya akan disesuaikan. Misalnya, mengganti asupan protein dengan telur dan kalsium dari daun kelor.
Kalau bukan daerah peternakan tidak usah dipaksanakan, proteinnya bisa diganti dengan telur, kalsiumnya bisa dengan kelor kan, tidak harus kan. Tapi di daerah-daerah dengan peternakan sapi perah yang cukup ya itu bisa menjadi bagian dari makan bergizi, tuturnya.
Yang jauh dari (sentra produksi) susu dan distribusinya susah ya gausah dipaksakan, bisa ada telur bisa ada kelor, Dadan menambahkan.