Jakarta Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Washington menaikkan tarif impor produk China hingga 245%.
Langkah ini menjadi puncak dari rentetan aksi saling balas antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Berikut lima fakta penting terkait kebijakan terbaru AS tersebut:
1. Peningkatan Tarif Hingga 245%
Gedung Putih menyatakan bahwa China kini menghadapi tarif impor setinggi 245% untuk sejumlah produk yang masuk ke pasar AS. Angka ini merupakan kenaikan signifikan dari tarif sebelumnya yang mencapai 145%, berdasarkan lembar fakta yang dirilis pada Selasa malam waktu setempat.
2. Balasan atas Kebijakan Ekspor China
Kebijakan tersebut merupakan respons atas pembatasan ekspor oleh Beijing, termasuk pelarangan pengiriman gallium, germanium, antimon, serta enam logam tanah jarang yang krusial bagi industri teknologi dan pertahanan AS.
3. Perintah Eksekutif Presiden Trump
Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mendorong tarif resiprokal terhadap negara-negara mitra dagang. Fokus utama adalah menekan ketergantungan AS terhadap bahan mineral penting yang berasal dari China, sekaligus melindungi keamanan nasional.
4. Perang Dagang Semakin Memanas
Pekan lalu, China menaikkan tarif barang-barang dari AS hingga 125%. Sementara itu, Trump menangguhkan tarif tambahan untuk negara lain selama 90 hari, namun tetap memberlakukan kenaikan tarif terhadap China sebagai bentuk tekanan.
5. Dampak Global dan Reaksi China
Langkah ini memicu kekhawatiran di pasar global. China menyebut tindakan balasannya sah dan masuk akal untuk mempertahankan kepentingan nasional. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa konflik tarif ini dipicu oleh AS, dan pihaknya hanya merespons untuk menjaga keadilan internasional.