Jakarta Dunia usaha tengah dibayangi kemungkinan dampak dari tarif impor baru Amerika Serikat, yang akan menjadi kebijakan ekonomi Presiden Terpilih Donald Trump.
Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump mengejutkan pengusaha global dengan pengumuman rencana kenaikan tarif impor barang dari Tiongkok hingga 10%.
Sebelumnya, Trump berencana mengenakan tarif sebesar 60% untuk barang-barang Tiongkok saat berkampanye untuk menjadi presiden.
Tak hanya China, Trump juga berencana memberlakukan tarif impor sebesar 25% pada Meksiko dan Kanada.
Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sarman Simanjorang mengatakan bahwa ia berharap Pemerintah dapat meningkatkan lobi dan komunikasi dengan mitra dagang RI di AS, sehingga eksportir Indonesia tidak merasakan beban yang berat dari tarif impor baru.
“Bagaimana Pemerintah, termasuk kedutaan besar dan perwakilan, serta Kementerian Perdagangan kita melakukan komunikasi dan lobi-lobi dengan (mitra dagang) Amerika,” kata Sarman kepada www.wmhg.org di Jakarta, Jumat (6/12/2024).
“Terutama kalau kita lihat jika dibandingkan dengan produk Indonesia, produk-produk Tiongkok ini sangat besar jumlahnya ke Amerika,” sambungnya.
Hubungan RI-AS Terjaga
Namun Sarman optimis, dengan hubungan bilateral dan perdagangan RI-AS yang sangat baik, Pemerintah mampu melakukan pendekatan yang strategis untuk me-loby mitra dagang di Amerika.
“Artinya dengan hubungan bilateral yang sangat baik saat ini, dan tingkat investasi Amerika di Indonesia cukup bagus, mudah-mudahan pendekatan yang dilakukan Pemerintah Indonesia bisa meyakinkan Trump untuk memiliki kebijakan tersendiri pada Indonesia,” bebernya.
“Karena beliau kan juga melihat hibungan dagang dengan kita cukup bagus, kita juga tidak ada ketegangan dagang dengan negara manapun, sehingga dengan adanya lobi-lobi dengan Pemerintahan Trump nantinya produk-produk Indonesia yang masuk ke Amerika mendapat dispensasi atau keringanan pada tarifnya,” imbuh Sarman.