Jakarta – Asian Development Bank (ADB) dan Mastercard mengumumkan kolaborasi strategis baru dalam pengadaan akses pendanaan bagi UMKM di seluruh kawasan Asia-Pasifik.
Dalam kolaborasi tersebut, Mastercard Impact Fund mengeluarkan hibah senilai USD 5 juta atau sekitar Rp 80,9 miliar untuk mendukung hingga USD 1 miliar pembiayaan ADB kepada lembaga keuangan yang akan menyalurkan kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
MastercardĀ mengungkapkan, setidaknya 50% dari total pembiayaan ADB akan dialokasikan untuk UMKM yang dipimpin atau dimiliki oleh perempuan serta pembiayaan terkait iklim untuk usaha kecil, selama periode empat tahun. Pasar target awal mencakup India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Georgia.
UMKM adalah tulang punggung perekonomian di kawasan Asia dan Pasifik, namun banyak yang mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan yang memadai, kata ADB Vice-President for Market Solution, Bhargav Dasgupta dalam keterangan resmi, dikutip Senin (30/12/2024).
Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian ADB dan Mastercard, fasilitas ini akan membuka potensi UMKM, khususnya yang dikelola oleh perempuan atau yang mendukung pembiayaan terkait iklim, sehingga memberdayakan para pelaku usaha, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh kawasan, ujarnya.
Vice Chairman of Mastercard and Board Director of the Mastercard Impact Fund, Jon Huntsman juga mengatakan bahwa \’Kemitraan ini memperkuat upaya kami di Asia-Pasifik untuk mendukung para pelaku wirausaha dan usaha kecil, yang merupakan tulang punggung masyarakat dan perekonomian. Dengan meningkatkan ketahanan terhadap tantangan iklim dan ekonomi, kamiĀ bertujuan untuk membantu lebih banyak individu, komunitas, dan pelaku usaha menuju inklusi keuangan dan kesejahteraan.
Ā AdapunĀ President Asia Pacific Mastercard, Ari Sarker menuruturkan bahwa, meskipun telah lama menjadi bagian penting dari perekonomian, UMKM masih menghadapi tantangan besar dalamĀ akses ke kredit, yang merupakan sumber daya penting untuk mendorong pertumbuhan dan ekonomi mereka.
Agar pertumbuhan benar-benar inklusif, menutup kesenjangan pembiayaan UMKM harus menjadi fokus utama bagi sektor publik dan swasta. Kemitraan ini merupakan langkah berarti ke arah tersebut, imbuhnya.