Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengejutkan pasar pada Rabu, 9 April 2025. Ia mengumumkan menunda rencana tarif timbal balik atau resiprokal untuk semua negara kecuali China.
Kepada wartawan,Donald Trump menuturkan kalau langkah itu dilakukan seiring negara yang kena tarif menjadi gelisah dan takut”. Mereka menjadi sedikit gelisah, sedikit takut,” ujar dia seperti dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (10/4/2025).
Trump menuturkan, langkahnya tersebut dipertimbangkan dalam beberapa hari terakhir. Kami memutuskan untuk mengambil tindakan dan kami melakukannya hari ini dan kami senang tentang itu,” ujar dia.
Kenaikan tajam di pasar terjadi setelah Trump menunda banyak tarif tetapi mempertahankan bea masuk 10 persen untuk semua negara. Bea masuk dasar itu tidak berlaku untuk Meksiko dan Kanada yang masih hadapi serangkaian bea masuk terpisah terkait fentanil. Tarif khusus industri terpisah untuk baja, aluminium dan mobil juga tetap.
Seiring aksi Trump itu mendorong indeks S&P 500 melonjak lebih dari 9,5 persen, dan catat kenaikan terbesar sejak 2008.
Penundaan tarif timbal balik oleh Presiden AS Donald Trump memiliki satu pengecualiaan penting yakni China. Trump mengumumkan kalau pihaknya secara sepihak menaikkan tarif untuk China hingga 125 persen.
Ia juga melontarkan gagasan mungkin pertimbangkan untuk bebaskan beberapa perusahaan AS dari tarif. Ia menuturkan, keputusan itu akan dibuat secara naluriah.
Adapun tarif Trump ini terus berubah dan terjadi kurang dari satu jam setelah Menteri Keuangan Scott Bessent menuturkan kalau keputusan presiden tidak ada hubungannya dengan kekacauan di pasar saham dan obligasi pekan lalu. Ia menuturkan, ini adalah strateginya selama ini.