Jakarta – Pemerintah akan kembali membagikan Rice Cooker atau alat masak berbasis listrik (AML) kepada 137.000 rumah tangga. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp182 miliar.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jisman P Hutajulu, saat ditemui di Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Menanggapi, Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita, menilai program AML tersebut hanya buang-buang anggaran saja.
Justru layak dicurigai belanja rice cooker gratis ini adalah belanja sia-sia di satu sisi atau bisa pula ajang promo merek tertentu di sisi lain, kata Ronny kepada www.wmhg.org, Jumat (2/8/2024).
Adapun Ronny menyebut tidak ada dampak signifikan dari pemberian rice cooker gratis tersebut, apalagi jika dikaitkan dengan tujuan untuk mengurangi impor LPG.
Jelas-jelas satu asumsi yang kurang tepat. Dampaknya nampaknya hanya pergantian ricecooker lama menjadi baru pada masyarakat penerimanya, ujarnya.
Sementara dampak terbesarnya, anggaran yang digelontorkan itu hanya akan dinikmati oleh kelompok kepentingan (interest group), yakni merek dagang rice cooker yang dibagikan bersama dengan perusahaan penjualnya.
Mereka mendapat pasar dari proyek pemerintah dan mendapatkan instrumen untuk memperkenalkan mereknya melalui uang pemerintah, ujarnya.
Dia menuturkan, hal inilah salah satu risiko dari kebijakan intervensi pemerintah dalam bentuk apapun. Akan ada interest group yang akan diuntungan dan ineterst group lain dirugikan, misalnya merek lain.