Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2 April 2025 mengumumkan pemberlakuanĀ tarif timbal balik (reciprocal tariffs) atas impor barang dari berbagai negara.
Kebijakan ini menimbulkan pertanyaan besar: Apa dampaknya terhadap ekonomi global dan konsumen Amerika Serikat? Siapa yang terkena dampaknya? Kapan kebijakan ini mulai berlaku? Mengapa kebijakan ini diterapkan? Bagaimana mekanisme perhitungan tarif tersebut?
PemberlakuanĀ tarif dasar 10% untuk semua impor barang asing mulai 5 April 2025. Kemudian tarif resiprokal berlaku mulai 9 April 2025, menetapkan tarif spesifik yang lebih tinggi untuk negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar dengan AS.
Tarif ini bersifat tambahan; artinya, impor akan dikenakan tarif dasar 10% ditambah tarif spesifik untuk setiap negara. Sebagai contoh, tarif untuk Aljazair adalah 30%, Angola 32%, dan Bangladesh mencapai 37%. Namun, beberapa barang seperti baja, aluminium, tembaga, produk farmasi, semikonduktor, dan energi dikecualikan.
Keputusan ini diambil dengan asumsi defisit perdagangan disebabkan oleh faktor tarif dan non-tarif yang mengganggu keseimbangan perdagangan bilateral. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan neraca perdagangan tersebut secara langsung dengan mengurangi jumlah impor.Ā
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald TrumpĀ menuturkan, rencana pengenaan pajak impor yang disebutnya sebagai āHari Pembebasanā. Hal ini apa yang disebut tarif timbal balik atau tarif resiprokal.
Timbal balik. Itu berarti mereka melakukannya kepada kita, dan kita melakukannya kepada mereka,ā ujar Donald Trump saat konferensi pers, Rabu, 2 April 2025, seperti dikutip dari laman CBS News, Kamis (3/4/2025).
Ia menuturkan, tarif resiprokal itu sebagai cara meningkatkan manufaktur AS dan menyamakan kedudukan dengan negara lain yang mengenakan tarif lebih tinggi pada impor AS daripada yang dikenakan AS untuk produknya.
Namun, sejumlah ekonom menuturkan, tarif balasan dengan mitra dagang utama mungkin sulit untuk disusun. Selain itu, tarif juga mengguncang perdagangan global dan menaikkan biaya bagi konsumen dan bisnis AS.
Berikut sejumlah hal mengenai tarif timbal balikĀ atau tarif resiprokal seperti dikutip dari CBS News: