Jakarta – Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC), Arsjad Rasjid mengungkapkan Indonesia bisa mengambil peluang dari ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang AS-China dan ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah.
“Kita (Indonesia) terlalu besar untuk diabaikan (investor). Dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia kita yang terlalu kaya,” kata Arsjad kepada www.wmhg.org di Jakarta, dikutip Rabu (12/3/2205).
Arsjad menegaskan pentingnya sektor swasta untuk terus bersiap diri dalam mengantisipasi dinamika yang dihadapi perekonomian, baik dari sisi internal dan eksternal.
Kiita harus bekerja sama (pemerintah dan swasta) dalam menyiapkan diri. Dari sisi eksternal termasuk situasi geopolitik, perlu menekankan bahwa Indonesia memiliki yang namanya bebas aktif. Kita ingin bekerja sama dengan semuanya (negara),” ujarnya.
Kita bisa mengambil peluang. Tetapi untuk melakukan hal itu berarti kan kita harus menyiapkan diri,” ia menambahkan.
Arsjad tetap optimisttis dengan keunggulan sumber daya alam Indonesia yang dapat bersaing di kancah global. Hal ini tentunya dengan pemanfaatkan yang optimal baik oleh swasta maupun pemerintah.
Kita ini remain optimistic bahwa Indonesia itu mempunyai competitive advantage. Kenapa? Karena kita punya natural resources, salah satunya dalam konteks industrialisasi atau memanufacturing yang bisa menjadi provider rantai pasok global,” ujar dia.
Dengan keunggulan tersebut, Arsjad optimistis Indonesia mampu mendatangkan minat investor agar investasi di Indonesia dalam jangka panjang.
Mereka enggak melihat Indonesia 6 bulan, 12 bulan, 1 tahun. Enggak, ngelihatnya panjang 5, 10, 15, hingga 20 tahun?” ucapnya.