Jakarta Amerika Serikat telah mengumpulkan investasi senilai USD 1 triliun selama pemerintahan Presiden Joe Biden. Mengutip US News, Rabu (27/11/2024) Gedung Putih mengatakan bahwa investasi itu sebagian besar diperoleh dari industri semikonduktor dan energi bersih.
Sebagai catatan, pemerintahan Presiden AS Joe Biden menerapkan Undang-Undang Infrastruktur Bipartisan, Undang-Undang CHIPS dan Sains, dan Undang-Undang Pengurangan Inflasi sebagai bantuan untuk mendorong agenda infrastrukturnya yang luas dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di seluruh negara ekonomi terbesar dunia.
Kami meloloskan undang-undang untuk membangun kembali infrastruktur kami, membangun ekonomi energi bersih, dan membawa manufaktur kembali ke Amerika Serikat setelah puluhan tahun melakukan alih daya, kata Biden.
Investasi dalam industri masa depan ini memastikan masa depan dibuat di Amerika, oleh pekerja Amerika. Dan mereka menciptakan peluang di komunitas-komunitas yang terlalu sering tertinggal,” tuturnya.
Subsidi yang diberikan berdasarkan undang-undang ini telah memikat sejumlah pembuat chip dan perusahaan lain untuk membuat atau memperluas fasilitas produksi di AS.
Namun, investasi tersebut tidak cukup bagi rekan-rekan Demokrat Biden, yang kehilangan kendali atas Gedung Putih dan Senat AS dalam pemilihan bulan ini dan gagal merebut kembali DPR AS.
Beberapa Demokrat menyalahkan kekalahan tersebut pada masalah ekonomi dan terputusnya hubungan dengan pemilih meskipun ada kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan kelas pekerja dan kelas menengah, seperti upaya untuk mengatasi penimbunan harga dan dukungan untuk serikat pekerja.
Sementara itu, Presiden Terpilih AS dari Partai Republik, Donald Trump mengenakan tarif barang impor mulai dari 20% hingga 60% dan menerapkan deportasi massal yang dapat memengaruhi berbagai industri, khususnya sektor pangan dan pertanian.
Warga Amerika Serikat sendiri melihat inflasi sebagai masalah kritis dan ingin Trump mengatasi kenaikan harga dalam 100 hari pertamanya menjabat, menurut jajak pendapat pekan lalu.