Jakarta – Kebijakan asuransi kendaraan bermotor wajib yang akan diterapkan pada 2025 mendapatkan respons beragam dari masyarakat. Salah satunya adalah Deris (36), seorang wiraswasta, yang merasa kebijakan ini kurang adil dan justru bisa memberatkan pengguna kendaraan.
Dia menuturkan, banyak pengendara, terutama mereka yang memiliki kendaraan dengan harga lebih terjangkau, mungkin akan merasa terbebani dengan biaya tambahan untuk asuransi tersebut.
Saya pikir kebijakan ini kurang adil dan bisa memberatkan pengguna kendaraan ya. Karena banyak pengendara, terutama mereka yang punya kendaraan yang harga lebih murah, mungkin akan merasa terbebani dengan biaya tambahan untuk asuransi, kata Deris kepada www.wmhg.org, Kamis (13/2/2025).
Kebijakan ini, menurut Deris, lebih terkesan menguntungkan industri asuransi ketimbang memperhatikan kesejahteraan pengendara itu sendiri.
Kebijakan ini menurut saya kesannya agak memaksakan ya, dan pastinya yang diuntungkan pihak industri asuransinya dibanding buat pengendaranya, katanya.
Meskipun tidak sepenuhnya setuju dengan kebijakan wajib, Deris mengakui asuransi kendaraan itu penting sebagai langkah perlindungan, terutama jika kecelakaan atau kerusakan kendaraan terjadi.
Namun, ia menegaskan memiliki asuransi adalah keputusan pribadi yang seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan pengendara. Ketika asuransi dapat memberikan perlindungan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan, barulah ia merasa penting untuk memilikinya.
Namun, dengan adanya kebijakan wajib ini, ia merasa haknya untuk membuat keputusan pribadi tersebut diabaikan.
Sebenarnya saya rasa asuransi tetap penting ya, cuma balik lagi ke pribadinya yang punya kendaraan. Memang melindungi tapi ada hak dan kebutuhan yang harus jadi pilihan pengguna, bukannya diwajibkan, ujarnya.