Jakarta Buka puasa bersama selama bulan Ramadan sering menjadi momentum menjalin kebersamaan setelah lama tidak bertemu. Namun, ada aspek yang perlu diperhatikan dari sisi keuangan pribadi.
Buka puasa bersama (bukber) di bulan ramadan tidak jarang membuat pos pengeluaran menjadi bertambah. Apalagi, jika bukber itu dilakukan di tempat-tempat makan dengan harga yang lebih mahal dari biasanya.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menuturkan ajakan buka bersama bukan merupakan agenda wajib.
Sehingga masyarakat tak perlu menghadiri seluruh ajakan tersebut. Ini bisa dibilang sebagai bagian dalam menentukan skala prioritas.
Karena sifatnya yang lebih bersifat bersosialisasi, tidak wajib dan tidak ada konsekuensi apapun seandainya kita tidak hadir buka puasa bersama, maka sebaiknya jangan memaksakan diri untuk menghadiri seluruh undangan buka puasa bersama, ungkap Andy kepada www.wmhg.org, Selasa (25/2_2025).
Prioritaskan Pengeluaran
Dia menyarankan, pengeluaran penting dan wajib perlu lebih dahulu dipisahkan sebelum mengeluarkan dana untuk bukber ramadan.
Yang harus diperhatikan seandainya kita mengalokasikan budget untuk ikut bukber adalah pertama semua kebutuhan kita yang bersifat penting, wajib, dan urgent sudah terpenuhi lebih dulu, katanya.
Kemudian, biaya untuk sahur dan buka puasa di rumah sudah masuk kedalam alokasi bulanan yang diambil dari pendapatan. Hal ini yang bisa menjadi pegangan sebelum ikut dalam undangan buka puasa bersama saat Ramadhan dengan rekan-rekan sejawat.
Bila kita bisa memegang kendali pengaturan acara buka puasa bersama tersebut, maka demi menghemat budget kita bisa pilih tempat dan menu berbuka yang lebih sederhana apabila budget kita terbatas, terangnya.