Jakarta – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan membentuk bursa berjangka nikel. Hal ini menjadi salah satu rencana strategis Bappebti ke depan.
Seiring hal itu, nikel dipersiapkan sebagai subjek kontrak berjangka baru. Adapun Bappebti telah menetapkan sejumlah langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025-2029.
Strategi tersebut tercermin dalam sebuah tema besar, “Terwujudnya Pembentukan Harga melalui Perdagangan Berjangka Komoditi.” Salah satu langkah utama adalah penguatan transaksi multilateral berbasis komoditas unggulan Indonesia, antara lain CPO, emas, kopi, lada, nikel, kakao, karet, dan renewable energy certificate (REC).
“Selain itu, Bappebti juga akan terus mengoptimalkan implementasi Bursa CPO Indonesia serta perdagangan emas fisik secara digital. Hal ini melalui penyempurnaan regulasi untuk memastikan keamanan transaksi dan meningkatkan perlindungan masyarakat,” ujar Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (17/1/2025).
Bappebti juga akan terus mengoptimalkan implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) dan pengembangan Pasar Lelang Komoditas (PLK). Ini semua dilakukan untuk mendukung swasembada pangan, pengamanan pasar dalam negeri, dan perluasan pasar ekspor termasuk mendorong UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) ekspor sebagaimana program prioritas Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Di samping itu, penguatan layanan publik Bappebti melalui peningkatan integrasi layanan perizinan dan nonperizinan, penguatan pengawasan dan peningkatan kompetensi SDM pengawasan juga akan menjadi prioritas ke depan. Melalui berbagai langkah strategis ini, Bappebti optimistis mampu mendorong terciptanya perdagangan berjangka yang lebih inovatif, transparan, dan kompetitif,” ujar Olvy.