Jakarta – Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi partisipasi dari netizen, dalam mengevaluasi dan mengkritik kisruh terkait BBM via konten digital yang dibuat secara proporsional.Â
Apresiasi itu diberikan lantaran skema blending BBM yang lazim dilakukan di industri perminyakan tengah mendapat sorotan dari masyarakat. Akibat kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah oleh Pertamina dan anak usahanya.Â
Nah, blending ini musti dilihat dari kategori yang berbeda. Apakah itu koruptif, atau bagian penaikan performance daripada bensin tersebut, ujar Erick Thohir di Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta, dikutip Minggu (2/3/2025). Â
Erick juga mengaku kerap melihat tanggapan masyarakat terhadap kisruh BBM di jagat maya. Salah satunya, ia telah menonton salah satu konten video yang membandingkan kualitas produk BBM di empat SPBU.Â
Kemarin saya melihat salah satu video anak-anak muda mencoba bensin BP, Vivo, Pertamina, Shell, yang diisi 7 liter. Lalu dilihat performance-nya. BP sekian kilometer, Pertamina sekian kilometer, ungkapnya.Â
Nah itu saya rasa bagus, karena itu bagian dari introspeksi dari masyarakat. Dari empat percobaan, ada yang nomor 4, ada yang nomor 3, ada yang nomor 2. Ya itu kita bagian dari competitiveness, kata Erick.Â
Ia mengaku tidak begitu paham produk BBM mana yang memiliki campuran dengan kualitas terbaik. Saya enggak tahu, saya bukan ahli. Tapi, saya rasa dengan era keterbukaan ini, interaksi yang terjadi sangat positif, imbuhnya.Â
Ia juga mengajak masyarakat terus mengawal Pertamina dalam menjalankan tugas public service obligation (PSO), dengan mendistribusikan BBM subsidi secara tepat sasaran.Â
Pom bensin itu juga kita harus jaga. Kenapa? Tidak semua pom bensin milik Pertamina. Banyak, mayoritas pom bensin itu milik UMKM, swasta, tutur Erick Thohir.