Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa defisit APBN 2024 senilai Rp 507,8 triliun menjadi kabar baik bagi perekonomian. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan defisit APBN 2024 akan mencapai Rp.522,8 triliun.
Defisit salah satunya terjadi karena belanja negara tumbuh 7,3% secara tahunan (yoy) menjadi Rp.p3.350,3 triliun (100,8%). Sementara itu, penerimaan negara tumbuh 2,1% yoy atau mencapai Rp.2.842,5 triliun (101,4%).
“APBN 2024 kita tutup jauh lebih baik dari yang kita prediksikan di pertengahan tahun dengan defisit 2024 sebesar Rp.507,8 triliun atau 2,29% dari PDB,” ungkap Sei Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (6/1/2025).
“Ini sangat impresif tidak hanya lebih rendah dari outlook di laporan semester tetapi juga lebih rendah dari target awal APBN sebesar Rp 522,8 triliun,” lanjutnya.
Sementara itu, keseimbangan primer APBN 2024 juga defisit Rp.19,4 triliun. Kita berharap keseimbangan primer bisa kita netralkan, ucap Menkeu.
Adapun Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 2024 tercatat Rp.45,4 triliun, atau naik dari posisi SiLPA 2023 sebesar Rp.19,4 triliun.