Jakarta Indonesia disebut tengah menghadapi ancaman krisis ekonomi yang serius, yang dipicu oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Ketidakstabilan ekonomi global yang tidak menentu turut memperburuk situasi.
Salah satu faktor utama yang memperparah ancaman krisis ekonomi Indonesia adalah ketergantungan yang tinggi pada impor. Kenaikan harga komoditas global dan fluktuasi nilai tukar rupiah telah meningkatkan biaya impor yang berakibat pada ekonomi domestik.
Benarkan Indonesia kini tengah menghadapi krisis ekonomi serius?
Beberapa faktor yang menunjukkan perekonomian sedang tidak baik diantaranya tercatat dari Data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 menurun ke level 49,7, sedangkan di bulan sebelumnya Juni 2024 berada di level 50,7. Kemudian Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan deflasi di level 0,18% per Juli 2024.
Krisis ekonomi Indonesia bukanlah fenomena baru. Sejarah mencatat beberapa periode di mana negara ini mengalami tekanan ekonomi yang berat, seperti krisis moneter 1997-1998. Krisis ekonomi dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk kebijakan ekonomi yang tidak efektif, ketidakstabilan politik, atau perubahan drastis dalam ekonomi global.
Definisi Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi banyak dihindari sebuah negara dan pemerintahannya. Krisis ekonomi merupakan fenomena yang dapat mengganggu stabilitas finansial dan kesejahteraan suatu negara.
Dalam konteks globalisasi saat ini, dampak krisis ekonomi tidak hanya dirasakan oleh negara yang mengalaminya, tetapi juga dapat mempengaruhi perekonomian dunia. Contoh nyata adalah krisis ekonomi di 1998 dan 2008.
Hal Ini Oleh karena itu, memahami definisi dan tanda-tanda krisis ekonomi menjadi penting bagi para pembuat kebijakan, pelaku bisnis, dan masyarakat secara umum.
Definisi krisis ekonomi menurut John Maynard Keynes, seorang ekonom terkemuka abad ke-20, adalah sebagai situasi di mana permintaan agregat dalam perekonomian menurun drastis, menyebabkan produksi dan lapangan kerja menurun secara signifikan.
Menurut Keynes, krisis ekonomi sering kali dipicu oleh penurunan kepercayaan konsumen dan investor, yang mengakibatkan pengeluaran dan investasi menurun.
Pandangan Milton Friedman tentang krisis ekonomi seorang ekonom dari aliran monetaris, memandang krisis ekonomi sebagai hasil dari kebijakan moneter yang buruk. Friedman menekankan pentingnya pengendalian inflasi dan stabilitas mata uang untuk mencegah krisis ekonomi.
Menurutnya, krisis sering kali terjadi ketika bank sentral gagal mengelola suplai uang dengan baik, yang dapat menyebabkan hiperinflasi atau deflasi yang merusak perekonomian.
Perspektif Joseph Stiglitz mengenai Krisis Ekonomi Joseph Stiglitz, ekonom pemenang Nobel, melihat krisis ekonomi sebagai hasil dari kegagalan pasar yang disebabkan oleh informasi yang asimetris dan regulasi yang tidak memadai.
Stiglitz berpendapat bahwa ketika pasar gagal mengalokasikan sumber daya secara efisien, hal ini dapat menyebabkan gelembung ekonomi dan akhirnya krisis. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya regulasi yang efektif untuk mencegah krisis.