Jakarta – Sektor swasta zona euro menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada Agustus 2024, menurut survei awal Indeks Manajer Pembelian (PMI) kawasan itu.
Mengutip Euro News, Jumat (23/8/2024) indeks PMI Gabungan untuk zona euro tumbuh menjadi 51,2 bulan ini, naik dari 50,2 pada Juli 2024 dan melampaui ekspektasi sebesar 50,1.Ini menandai ekspansi keenam berturut-turut dalam aktivitas sektor swasta zona euro dan tercepat dalam tiga bulan. Pertumbuhan bisnis zona euro sebagian besar didorong oleh sektor jasa, dengan Indeks Aktivitas Bisnis PMI Jasa naik menjadi 53,3 dan melampaui 51,9, menandai pertumbuhan terkuatnya dalam empat bulan.
Sebagian besar ekspansi ini berasal dari Prancis, tempat aktivitas jasa mencapai level tertinggi sejak Mei 2022, kemungkinan didorong oleh Olimpiade Paris 2024.
PMI untuk jasa Prancis melonjak ke 55,0, menandai kinerja terkuatnya sejak kuartal kedua 2022, periode ketika pertumbuhan PDB mencapai 0,4%.
Namun, manufaktur di seluruh zona euro terus berkontraksi, dengan Indeks Output PMI Manufaktur turun menjadi 45,6, pembacaan terburuk dalam delapan bulan.
Norman Liebke, ekonom di Hamburg Commercial Bank, mencatat dorongan terkait Olimpiade ini tampaknya bersifat sementara, jika melihat memburuknya kondisi ketenagakerjaan, ekspektasi output yang lebih lemah, dan menyusutnya backlog pekerjaan.
Ekonomi Jerman Tak Dapat Keuntungan dari Olimpiade 2024Â Â
Sedangkan di Jerman, ekonomi terbesar zona euro, sektor swasta mengalami kontraksi pada laju tercepatnya dalam lima bulan. Indeks Output PMI Komposit Jerman turun ke 48,5, di bawah yang diharapkan 49,2.
Ekspansi sektor jasa juga melambat, dengan Indeks PMI Jasa turun ke 51,4 dari 52,5, lebih rendah dari yang diantisipasi 52,3. Penurunan kinerja sektor swasta didorong oleh melemahnya permintaan dasar.Â
Dilaporkan, bisnis di Jerman menjadi semakin pesimis tentang prospek pertumbuhan untuk tahun mendatang, dengan alasan kekhawatiran atas kondisi ekonomi, serta ketidakpastian politik dan geopolitik.
Sektor manufaktur Jerman juga mengalami kontraksi selama 27 bulan berturut-turut, dengan pengukur PMI jatuh lebih dari yang diharapkan menjadi 42,1, menandai penurunan terburuk sejak April.