Jakarta – Pemerintah Indonesia mendorong pengembangan ekosistem artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan semikonduktor untuk mendukung ekonomi digital Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Nongsa, Batam.
Semikonductor dorong di Batam, butuh market, membutuhkan juga dengan freeflow dari bahan baku. Kemudian di sana bangun ekosistem berbasis Silika. Ke depan, Batam jadi penting, ujar Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menghadiri seminar Knowledge Sharing and Networking Event “Shaping The Future Economy: AI & Semiconductor” di Kampus Unity in Diversity (UID) dalam Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura Bali, Minggu, (29/9/2024).
Selain di Batam, Airlangga menuturkan, pengembangan semikonduktor juga dilakukan di KEK Galang Batang di Bintan, Kep Riau, KEK Kendal, Jawa Tengah dan di KEK Jawa Timur.
“Karena KEK untuk semiconductor butuh sumber daya manusia (SDM) sedangkan untuk produksi hard-nya butuh energi dan air. Sehingga ekosistem disebut cocok baik testing dan packaging pengembangan SDM,” kata dia.
Di sisi lain, Airlangga menilai, pengembangan AI dan semiconductor tidak mengurangi tenaga kerja. “Setiap pengembangan AI dan semiconductor di belakang ada puluhan manusia, tentu menambah pekerjaan, dan dengan skill berbeda,” ujar Airlangga.
Airlangga menuturkan, saat ini KEK ekonomi digital dikembangkan di Nongsa Batam. Pengembangan KEK ekonomi digital ini sebagai upaya pemerintah bersaing dengan Singapura dan Malaysia. Sedangkan di wilayah timur, Indonesia akan memperkuat ekosistem berbasis sumber daya mineral salah satunya nikel.
Sekarang Nongsa Digital Park penuh lahan dengan data center, salah satu AI. Kita juga ada pesaing Singapura-Johar. Singapura dan Malaysia bersama-sama kembangkan digital park special zone, itu tantangan kita,” ujar dia.