Jakarta Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menyampaikan beberapa strategi utama untuk mendorong digitalisasi industri halal di Indonesia. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama industri halal dunia.
Strategi pertama, pemanfaatan platform digital e-commerce untuk memasarkan produk yang telah tersertifikasi halal.
Kedua, penggunaan pembayaran digital dalam transaksi pembayaran diantaranya QRIS yang dapat membuat transaksi pembayaran menjadi lebih mudah dan inklusif dan pemanfaatan keuangan digital syariah untuk mendorong pembiayaan pada bisnis halal.
Ketiga, pemanfaatan halal traceability guna memperkuat ekosistem jaminan produk halal untuk penelusuran bahan produk dari sisi hulu hingga ke tangan konsumen dan sertifikasi digital halal melalui pemanfaatan sistem sertifikasi digital menggunakan Artificial Intelligence (AI) agar proses sertifikasi produk dapat lebih cepat dan efisien.
Digitalisasi industri halal tidak hanya terkait pemanfaatan teknologi, namun juga membangun ekosistem produk halal yang terbuka, efisien, dan adil untuk kemajuan industri halal Indonesia, kata Juda dalam pembukaan The 6th Indonesia International Halal Lifestyle (INHALIFE)Conference 2024 mengangkat tema Capitalizing the Global Trends: Digitalization and Technology Transformation in Halal Industry, di Jakarta (31/10/2024).
Keempat, dengan mengembangkan produk makanan halal dari hulu ke hilir. Dalam The 2nd Indonesia International Halal Chef Competition (IN2HCC) yang diselenggarakan sepanjang penyelenggaran ISEF 2024, sejumlah halal chef Internasional hadir untuk berkompetisi dalam menampilkan kreativitas berbagai produk makanan halal.
Kegiatan ini bukan hanya untuk memberikan pemahaman masyarakat mengenai produk makanan halal, amun juga untuk membuka peluang produk makanan halal Indonesia masuk ke pasar global, ujarnya.